KABARBUEN.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) membuktikan komitmen mendukung upaya pencapaian net zero emissions (NZE) melalui program gasifikasi pembangkit.
Kali ini, kerja sama dilakukan dalam pengembangan infrastruktur midstream liquefied natural gas (LNG) di wilayah Sulawesi-Maluku.
Sinergi tersebut diwujudkan dalam penandatanganan joint development agreement (JDA) PLN EPI dengan Konsorsium PT AGP Indonesia Utama (AGPIU), PT Suasa Benua Sukses (SBS) dan PT KPM Oil & Gas (KPMOG) di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (26/3). Hal ini melanjutkan komitmen serupa yang sebelumnya telah dilakukan untuk wilayah Nias dan Nusa Tenggara.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, salah satu upaya strategis menekan emisi karbon menuju NZE di sektor kelistrikan adalah mengurangi emisi karbon.
Program gasifikasi pembangkit menjadi langkah strategis yang sekaligus menekan biaya bahan bakar dan ketergantungan impor minyak mentah atau solar.
“PLN telah memiliki strategi accelerated renewable energy development (ARED). Dalam skema transisi energi tersebut, nantinya sumber listrik PLN 75 persen dipasok pembangkit yang mengandalkan energi terbarukan, dan 25 persen bersumber dari pembangkit gas. Untuk itu, peranan gas dinilai krusial dalam era transisi energi,” kata Darmawan.
Ia menambahkan, dengan kerja sama tersebut, PLN memperkuat kolaborasi strategis dengan para pihak penyedia infrastruktur gas untuk menjamin pasokan gas bagi pembangkit.
Karena dengan pasokan energi primer yang kuat, mampu menjamin pasokan listrik yang andal.
Direktur Legal & Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto mengatakan, penandatanganan kerja sama PLN EPI dengan mitra konsorsium menjadi tahapan penting dalam pengembangan energi primer di Indonesia.
“Kita patut bergembira karena secara bertahap menemukan solusi pengembangan rantai pasok LNG melalui penandatanganan kerja sama ini. Seluruh pihak harus berkonsolidasi memetakan tahapan selanjutnya agar program ini dapat terlaksana secara baik,” ujar Yusuf.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, PLN EPI dibentuk untuk menjamin ketersediaan pasokan energi primer dengan menyederhanakan proses pengadaan dan logistik.
PLN EPI juga menyediakan pasokan energi primer, dan membangun rantai pasokan yang kuat. Termasuk menawarkan energi primer ramah lingkungan untuk mendukung NZE dan strategi ARED yang telah dicanangkan PLN Group.
“Dengan komitmen PLN terhadap pembangkit yang bersumber dari gas, PLN EPI perlu mengakselerasi pengembangan infrastruktur midstream LNG untuk gasifikasi pembangkit termasuk di wilayah Sulawesi-Maluku,” ujar Iwan.
Ia menambahkan, keberadaan jaringan gas pipa dan terminal LNG saat ini hampir seluruhnya berada di wilayah Indonesia bagian barat.
Untuk mendukung rantai pasok gas, PLN EPI dan mitra terpilih akan melakukan pengembangan infrastruktur midstream LNG di Indonesia termasuk di Sulawesi dan Maluku.
Menurut Iwan, konsorsium AGP-SBS-KPMOG telah ditetapkan sebagai mitra untuk pengembangan regasifikasi di tujuh lokasi wilayah Sulawesi dan Maluku dengan keseluruhan kapasitas 1.510 megawatt (MW).
CEO AG &P LNG and Commissioner AGPIU Karthik Sathyamoorthy mengapresiasi kolaborasi yang terjalin dengan PLN EPI.
Karthik menambahkan, pihaknya berkomitmen kuat mendukung upaya pengembangan infrastruktur midstream LNG di Indonesia melalui kerja sama jangka panjang dengan PLN EPI.
“Kami akan bekerja keras untuk bersama-sama melaksanakan proyek sesuai tenggat waktu yang ditetapkan. Ini merupakan tahapan awal dari kerja sama jangka panjang 20 tahun ke depan,” ujarnya.
Menurut Karthik, proyek pengembangan infrastruktur midstream LNG dengan skema klaster tersebut menarik perhatian pelaku industri LNG dunia. Sebab, tingkat kompleksitas proyek itu, terutama dari segi lokasi dan rantai pasok sebagai satu kesatuan menjadikannya proyek pengembangan LNG model klaster pertama di dunia.
Tantangan tersebut akan menjadi dorongan bagi konsorsium untuk fokus menggarap proyek tersebut sekaligus mendukung upaya dekarbonisasi PLN Group.
“Kami percaya diri, solusi kami akan membuka potensi lain dalam pengembangan klaster Sulawesi-Maluku. Sekaligus, membantu PLN dalam mencapai tahapan penting dekarbonisasi sektor pembangkit listrik. Kami berterima kasih untuk kesempatan yang diberikan,” kata Karthik.
Editor: Pepayosa Purba